Langsung ke konten utama

Catatan Perjalanan GMRT, Part Two: Kontes Robot Indonesia

Open Recruitment merupakan sebuah langkah dalam suatu organisasi, tim, bahkan perusahaan tertentu dalam mencari talent, anggota, mau pun regenerasi kepengurusan. Hal ini juga berlaku di dalam Gadjah Mada Robotic Team (Tim Robot UGM) dimana setiap tahunnya membuka Oprec untuk Mahasiswa UGM yang ingin berkontribusi di dalam dunia Robotika UGM. Saat itu tak banyak yang saya mengerti didalam Tim Robot UGM sendiri. Berawal dari modal nekat  aja. Hehehe. Saat itu terdapat 5 divisi yang bisa dipilih dan sepertinya memang dari tahun ke tahun di Indonesia hanya terdapat 5 cabang perlombaan didalam KRI (Kontes Robot Indonesia). KRI sendiri adalah perlombaan resmi yang diadakan oleh Dikti untuk mencari perwakilan Indonesia dalam ajang lomba Robot Internasional. Sejak 2008, KRI sendiri terbagi menjadi menjadi 4 Regional menurut wilayah masing-masing. Regional I meliputi kawasan Sumatra, Batam, dan Bangka. Regional II meliputi kawasan Jakarta, dan Jawa Barat. Regional II meliputi kawasan Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Kalimantan. Sedangkan Regional IV meliputi kawasan Jawa Timur, Sulawesi, NTT, dan Indonesia Timur. Masing-masing juara 3 besar tiap regional mendapat kesempatan untuk mengikuti ajang KRI Nasional. Juara dari KRI Nasional lah yang mendapatkan kesempatan untuk mewakili Indonesia di ajang Internasional.
Poster Oprec Tim Robot UGM pun disebar. Dengan hanya modal niat semata, saya memberanikan diri untuk mencoba mendaftar Tim Robot UGM. Terdapat 5 pilihan yang bisa saya pilih saat itu. 
Pertama, Divisi KRI (Kontes Robot Indonesia) yang pada tahun 2015 menjadi KRAI (Kontes Robot Abu Indonesia) yaitu Robot Industri Otomatis yang tiap tahun tema nya selalu ganti dan selalu saja menjadi perlombaan yang paling menarik. Karena Robot nya paling besar, dan selalu menjadi pusat perhatian diantara lomba yang lain. Perlombaan Internasionalnya bernama ABU ROBOCON dimana penyelenggaraannya bergilir antar negara Asia-Pasifik (fyi. saat 2014, nama kontes robotnya adalah KRN-Kontes Robot Nasional. dan nama KRI menjadi nama perlombaan mengganti nama KRN saat 2015-sekarang.)
Kedua, Divisi KRSBI (Kontes Robot Sepak Bola Indonesia). Seperti namanya, perlombaan ini mengharuskan setiap Tim membuat Robot Humanoid (menyerupai manusia) untuk bermain sepak bola layaknya manusia. Perlombaan Internasionalnya adalah RoboCup KidSize yang penyelenggaraannya juga bergilir tiap tahun.
Ketiga, Divisi KRSI (Kontes Robot Seni Indonesia). Sama seperti KRSBI, dimana setiap Tim harus membuat Robot Humanoid yang bertugas untuk Menari sesuai dengan tema yang telah ditentukan. Tentu ada ketentuan-ketentuan tertentu didalamnya.
Keempat, Divisi KRPAI (Kontes Robot Pemadam Api Indonesia) Berkaki. Pada perlombaan ini, setiap Tim harus membuat Robot yang bertugas untuk mencari api dan memadamkannya didalam sebuah labirin secepatnya dan kembali ke Home.
Kelima, Divisi KRPAI (Kontes Robot Pemadam Api Indonesia) Beroda. Sama seperti KRPAI Berkaki, hanya berbeda pada aktuatornya dimana pada Berkaki harus bergerak menggunakan kaki, sedangkan pada Beroda harus bergerak menggunakan Roda. KRPAI Berkaki dan Beroda ada perlombaan Internasionalnya yaitu Trinity College Fire-Fighting Contest.
Dari kelima pilihan tersebut, hati saya memilih pilihan terakhir. Dengan modal bismillah.

Tim Robot UGM 2012, KRI 2012

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita KP : Hari Pertama di GMF

Mungkin bagi seorang mahasiswa kegiatan magang, kerja praktik, atau penelitian merupakan hal yang biasa dilakukan untuk melengkapi sebagian cerita dalam perjalanan kuliahnya. Hal ini juga saya alami dimana saya diwajibkan untuk menjalani Kerja Praktik/ KP untuk menggenapkan 144 sks saya. Sebenarnya saya sudah memikirkan masalah KP mulai dari tempat, akomodasi, dan segala macam tetekbengek  yang harus saya siapkan untuk menjalani KP. Karena tahun ke-dua dan ke-tiga saya mempunyai amanah di Tim Robot UGM sehingga saya memutuskan untuk KP pada tahun ke-empat supaya tidak mengganggu jalannya persiapan lomba KRI. Dan pilihan tempat jatuh kepada perusahaan GMF AeroAsia. Awalnya saya hanya tahu dari kakak tingkat yang sudah KP di tempat tersebut. Namun, dikarenakan letak GMF AeroAsia berada di Tangerang dan lumayan dekat ke Rumah Keluarga saya di Tangerang, ditambah pula saya kelahiran Tangerang yang gatau kenapa jadi menambah hasrat untuk KP disini, ditambah lagi ada Eyang dari Mama yang ad

(Power Supply) Linear vs Switching

Hal yang paling terpenting dari rangkaian elektronika adalah Power Supply -nya. Iya gak? Coba kalo ada circuit tapi gada power supply-nya. Apa bisa jalan? hehe, tentu saja gabisa jalan. Kan gapunya kaki (?) Haha, maksudnya nanti darimana sumber daya circuit nya? Nah, oleh karena itu pada posting an ini saya mau share ilmu saya yang sedikit ini tentang Power Supply. Tapi, yang akan saya bahas hanya Power Supply untuk Circuit DC (Direct Current) saja ya. Hehehe, soalnya kalo yang AC agak ribet dan kebetulan saya bukan bidangnya. Dari pengalaman saya, ada 2 cara dalam mensupply sebuah circuit. Bisa dengan Linear Regulator atau dengan Switching Mode. Biar lebih enak sharing-nya, misalkan saya ingin mensupply sebuah circuit dengan tegangan 5 volt. Kalo mau pake cara Linear Regulator kita bisa pake IC7805. Untuk yang Switching Mode bisa pake LM2576. IC7805 & LM2576 tu makanan apaan sih? Hahaha, coba buka datasheet-nya yak. Googling bae lah yak. Ohya, biar ga kelupaan, ane jelasin dulu

Catatan Perjalanan GMRT, Part Five: Alfarobi, Tim KRSBI UGM

Kekalahan yang menyakitkan. Sudah diberi kesempatan kedua yaitu bisa masuk KRI Nasional, masih saja saya tidak bisa memanfaatkan kesempatan tersebut. Banyak sekali evaluasi terutama untuk saya pribadi dalam hal manajemen waktu dan pikiran. Sempat saya berfikir, mungkin salah satu penyebab saya kurang maksimal adalah beban pikiran saya yang banyak. Kuliah, Tim Robot, dan Organisasi. Organisasi disini meliputi Event Organizer dan Organisasi Keluarga Mahasiswa Teknik Elektro dan Teknologi Informasi (KMTETi) UGM. Dari 3 hal tersebut, Haruslah ada yang dikorbankan. Mungkin, saya sendiri telah mengorbankan semuanya karena pada akhirnya saya tidak bisa fokus justru tidak bisa maksimal di setiap pikiran. Pada saat itu prestasi akademik saya menurun juga mungkin karena terlalu banyak beban pikiran yang saya pikirkan. Semua menjadi tidak maksimal karena saya hanya mempunyai waktu sehari 24 jam sama seperti yang lain sedangkan beban yang saya ampu mengharuskan saya bekerja lebih dari 24 jam dala