Inspirasi dari buku "Sabtu bersama Bapak", karya Adhitya Mulya.
Berawal dari makan bersama seorang teman yang berujung pada dipinjamkannya Buku ini kepada saya. Ya, buku berjudul "Sabtu bersama Bapak" karya Adhitya Mulya yang jujur saya tidak pernah membaca buku tulisan beliau. Dan jujus judul nya pun terkesan biasa saja menurut saya. Namun, karena teman saya merekomendasikan buku tersebut untuk dibaca, maka saya pun tidak bisa menolak. Saya hanya bisa berpikiran positif bahwa buku tersebut memang sangat recommended untuk dibaca. Seperti memulai membaca suatu buku, biasanya saya atau mungkin semua orang akan membaca tulisan yang ada di sampul belakang buku tersebut, yang kira-kira seperti berikut:
Buku ini menceritakan sebuah cerita tentang seorang pemuda yang belajar mencari cinta. Tentang seorang pria yang belajar menjadi bapak dan suami yang baik. Tentang seorang ibu yang membesarkan mereka dengan penuh kasih. Dan, tentang seorang Bapak yang meninggalkan pesan dan berjanji selalu ada bersama mereka.
Dari sini saya mulai tertarik untuk membaca lebih jauh buku tersebut. Awalnya saya memasang target yang tidak muluk-muluk, yaitu 3 atau 4 hari baru selesai. Tapi ternyata, buku ini memaksa saya untuk menyelesaikannya dalam waktu 3 sampai 4 jam. Alasan pertama karena ternyata buku ini tidak berisikan text seutuhnya. Ada beberapa banyak gambar ilustrasi jenaka disana yang menarik dan membuat cerita menjadi tidak membosankan. Kedua, memang karena konten nya yang menarik. Hehehe, dan entah kenapa saya ingin menulis apa yang saya pikirkan setelah membaca buku ini di blog saya. Ciye punya blog, wkwkwk. Mungkin kalian semua bisa membaca buku ini sendiri ya, jadi saya tidak perlu bercerita apa isinya. Silakan cari di toko buku terdekat. Duh, malah promosi. Dan apa yang saya pikirkan setelah membaca buku ini berisikan 2 pertanyaan yang saya tanyakan pada diri saya sendiri.
Apakah saya sudah menjadi seorang Anak yang baik?
Dan ternyata pertanyaan tersebut muncul pertama kali dalam benak saya. Mungkin saya atau pun kita semua tidak bisa memilih siapa orang tua kita ketika kita berada di dalam rahim Ibu kita. Orang tua kita juga demikian, mereka tidak bisa memilih siapa yang kelak menjadi anak mereka. Yang mereka percaya adalah bahwa manusia yang berada di rahim Ibu adalah titipan dari Allah yang harus mereka rawat dan dibesarkan hingga dewasa. Mereka tidak peduli bagaimana kelakuan anak mereka, karena mereka tidak bisa untuk tidak menyayangi anak mereka, apa pun keburukan anak tersebut. Lantas, apakah saya sebagai seorang anak, sudah menjadi seorang anak yang baik kah bagi kedua orang tua saya? Rasanya saya sungguh malu menjawab pertanyaan tersebut. Oleh karena itu lah, dari sini saya mendapat sedikit tamparan agar berusaha menjadi anak yang lebih baik kepada orang tua. Karena, jujur untuk sekarang ini saya belum bisa memberikan apa pun kepada kedua orang tua saya. Adanya cuman nyusahin aja. Hehehe. Karena saya percaya, ketika saya menjadi anak yang baik, dikemudian hari saya akan dikaruniai anak yang baik pula oleh Allah. Begitu sebaliknya. Hukum karma, Bro!
Apakah saya sudah menyusun life planning saya dengan benar?
Dalam sebuah project (katakanlah project engineering) saja, dibutuhkan perencanaan yang matang. Mulai dari perancangan hingga pelaporan akhir. Apalagi dalam sebuah kehidupan manusia. Udah pasti perlu perencanaan yang (harusnya) lebih dipersiapkan karena pelaporan akhirnya adalah saat dimana kita dipanggil sama yang menciptakan kita. Iya kan, Bro? Ngeri juga ya ternyata. Lebih repotnya lagi adalah kita nggak tau kapan tuh pelaporan akhirnya akan datang. Duh, lebih repot lagi kan. Yang hidupnya udah direncanakan dengan sangat baik saja belum tentu akan berjalan dengan baik kok. Apalagi yang nggak direncanakan sama sekali? #eh. Sekali lagi saya dapat tamparan cukup keras, karena jujur life planning saya hanya sebatas "formalitas" belaka. Lulus kuliah, cari kerja, nikah, punya anak, membesarkan anak, menikmati masa tua, mati. Duh, tidak ada detail sama sekali disana. Cari kerja dimana saja belum tahu, apalagi mencari cinta? #pret. Ohya, itu pun kalo saya diberikan umur yang cukup panjang untuk menjalani itu semua. Kalo misalnya sehabis dapat pekerjaan tiba-tiba saya mendapat serangan jantung? Who Knows? Hehe, tapi semoga tidak. Oleh karena itu sebelum semuanya terlambat, masih ada beberapa waktu untuk saya merencanakan ulang. Hehehe, paling tidak merencanakan untuk lulus kuliah dulu deh. Baru bisa melanjutkan ke tahap selanjutnya. Hmm, mungkin terdengar gimana gitu ya. Tapi percaya nggak percaya, hidup kalian paling tidak harus direncanakan dengan baik. Dan oleh karena itu, saya "terpaksa" untuk memikirkan hal tersebut, dan paling nggak saya tulis di blog saya ini yang sekiranya patut untuk dibagikan.
Mulai dari rencana lulus kuliah
Saat ini saya masih berstatus mahasiswa aktif yang akan memasuki semester 8 dari Prodi S1 Teknik Elektro Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. IPK Alhamdulillah masih sudah diatas 3, namun saya masih belum puas dengan nilai tersebut dan berusaha untuk meningkatkannya sebelum waktunya saya yudisium. Saat ini sedang dalam tahap pengerjaan skripsi. Target saya adalah wisuda bulan Agustus atau November. Mungkin lebih condong ke November, namun tidak menutup kemungkinan pada bulan Agustus (tergantung kapan pendadaran dan yudisiumnya). In syaa Allah, semoga tidak ada halangan yang berarti. Setelah lulus kuliah, mau ngapain?
Rencana pasca lulus kuliah
Saya sudah survey beberapa teman kuliah saya tentang perkara ini. Ada yang sudah memutuskan lanjut S2 ke luar negeri. Ada yang sudah memutuskan untuk langsung bekerja saja. (Mungkin) Ada yang memilih untuk langsung nikah saja. Yang langsung bekerja pun, banyak yang masih belum menemukan perusahaan pilihan mereka, entah karena tidak mau untuk cerita atau memang sedang bingung seperti saya ini. Hehehe. Ada juga pemikiran untuk membangun sebuah startup bisnis yang sekarang ini lagi kekinian #apaan. Ternyata banyak sekali pilihan setelah lulus kuliah yang tak jarang membuat galau. Tapi, yang saat ini saya pikirkan adalah bagaimana saya bisa mandiri setelah lulus kuliah. Jawaban singkatnya adalah cari kerja! Itu mungkin cara tercepat bagi saya untuk bisa mandiri. Dan mungkin keadaan setiap orang beda-beda lho ya. Jangan disamain yes. Hehehe. Dan dari informasi yang terpercaya, gaji seorang fresh graduate berkisar pada 6-7 jt an untuk perusahaan swasta, dan 4-5 jt an untuk BUMN. Itu dengan asumsi perusahaan yang sudah terkenal / well-established. Dan ada kenaikan gaji per tahun apabila performa kita meyakinkan. Dari sana saja sudah bisa dihitung berapa jumlah yang bisa kita tabung dalam kurun waktu beberapa tahun. Hitung sendiri pake excel ya tapi. hahaha. Belum lagi dikurangi uang untuk bisa hidup mandiri. Duh duh, dengan gaya hidup sederhana jaman sekarang saja, sehari makan katakanlah habis 60 ribu. Satu bulan sudah mencapai 2 juta. Belum biaya yang lain. Belum lagi kalo pengen ini itu. Katakanlah bersih sebulan bisa nabung 5jt. Untuk bisa membeli rumah harga 300jt butuh waktu 60 bulan, atau 5 tahun. Duh lama banget ya. Hehe, itu masih hitungan kasar sih. Kalo berusaha lebih giat pasti bisa lebih singkat. Tapi yang jelas, sudah saat saya untuk memikirkan hal-hal demikian. Karena cepat atau lambat, pasti akan datang masanya dimana saya tidak bisa menghabiskan waktu saya hanya untuk bermain game di kamar, dan leyeh-leyeh di kasur. Ada masanya saya akan mandiri dan mendapat tanggung jawab sebagai seorang lelaki #tsah #ngomongopo. Itu baru segi finansial, belum dari segi yang lain. Mungkin akan panjang apabila ditulis disini, hehehe. Ada keinginan juga untuk membangungkan / renovasi rumah orang tua yang ada sebagai bentuk terimakasih saya karena telah membesarkan saya. Duh, sepertinya bukan waktunya lagi untuk bermalas-malas.
Dan setelah sudah membahagiakan orang tua, mungkin setelah itu baru saatnya mencari cinta. Hehehe, eeehhh tapi dipikir-pikir ternyata mencari cinta juga salah satu bentuk upaya membahagiakan orang tua lho. Ah tapi urusan cinta mah perkara panjang. Important, but not Urgent :)
Segini dulu deh, mungkin lanjut lagi next time! Ohya, Anyway Terimakasih banyak buat yang udah ngasih tahu suruh baca buku ini. Hehe, bukunya benar-benar inspiratif.
Komentar
Posting Komentar