Bekerja sendiri bukanlah hal yang mudah. Segala sesuatu yang dikerjakan bersama-sama tentu akan terasa lebih ringan dibandingkan dengan bekerja sendiri. Mungkin memang sudah fitrah nya manusia, dimana adalah makhluk sosial yang membutuhkan bantuan orang lain. Kita tentu tidak bisa hidup sendiri, pun kenyataannya kita lahir dari sepasang manusia. Sepasang. Bukan Seorang manusia. Hampir dipastikan mustahil ada yang berkata bahwa Manusia dapat hidup sendiri.
Setiap manusia pasti mempunyai mimpi, cita-cita, harapan, atau pun ambisi yang ingin dicapai. Hanya orang yang tidak mempunyai masa depan lah yang tidak punya mimpi. Mimpi, cita-cita, harapan, atau pun ambisi ini lah yang dapat memotivasi manusia untuk terus bergerak mencapai apa yang diinginkan. Dan ketika satu manusia bertemu manusia lain yang memiliki sebuah mimpi yang sama, terbentuklah sebuah Tim disana. Mungkin hanya satu diantara banyak mimpi atau ambisi yang sama, namun itu sudah cukup untuk membentuk sebuah Tim.
Superman hanyalah omong kosong, yang ada hanyalah SuperTim.
Sehebat apa pun seseorang mengerjakan suatu hal, pasti akan kalah dengan sebuah Tim. Karena seorang saja hanya bisa menciptakan satu hal. Sedangkan Tim? Apa saja bisa dilakukan dalam sebuah Tim. Adalah sebuah mimpi apabila bisa masuk kedalam sebuah SuperTim. Karena pasti sangatlah luar biasa apabila mendapat partner kerja yang memiliki semangat kerja tinggi, berkomitmen, loyalitas, dan totalitas. Atau bisa dibilang orang-orang seperti ini sangatlah langka. Atau bahkan sudah tidak ada.
Sudah hampir 2 tahun atau bahkan lebih saya sendiri masuk kedalam sebuah Tim. Belajar dan berkarya didalamnya dengan segala harmoni yang ada #tsah. Entah apa pun Tim itu. Namun, belum ada satu pun diantaranya yang saya merasa menjadi sebuah SuperTim yang sesungguhnya. Entahlah, apakah karena salah saya, perasaan saya, atau malah kesalahan saya? Bukan berarti teman-teman yang pernah se tim dengan saya tidak luar biasa. Hanya saja ada yang kurang di kami. Sesuatu yang mungkin bisa mengubah dan menguatkan tim. Karena pada kenyataannya, Tim baru semangat dan berkobar-kobar kalo udah deadline atau pun udah mepet lomba. Penyakit klasik, tapi akut. Emang sih beres kerjaannya, jalan sih programnya, mungkin semua terlihat baik-baik saja ketika sudah selesai. But wait, ada yang salah disini. Waktu senggang Tim sewaktu masih jauh hari deadline dan hari H lomba kemana aja woi?!
Namun, tidaklah mudah membentuk konsistensi itu sendiri. Butuh tekad yang kuat, semangat kerja tinggi, etos kerja besar, dan komitmen yang bukan main-main. Lantas, apakah saya sendiri sudah konsisten? Entahlah, hanya Tuhan yang tau #pret.
Semoga kedepannya kita diberikan kemudahan dalam setiap pekerjaan kita, diberikan kekuatan dan keteguhan hati dalam setiap pengerjaan. Dan konsisten dalam setiap pekerjaan kita (senyum).
Tulisan ini bersifat opini, tidak bermaksud menyinggung kelompok atau pun individu karena saya sendiri masih belajar untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
Semoga bisa menginspirasi orang lain (senyum lagi)
Selamat beraktivitas kembali, dan semangat produktif !
Mengerjakan seolah masih ada hari esok?Bukankah akan lebih maksimal hasilnya apabila dikerjakan lebih awal? Bukankah masalah yang sesungguhya bukanlah di apa yang dikerjakan , melainkan bagaimana dan kapan dikerjakan. Sering kita jumpai masalah ditengah pengerjaan. Dan semakin awal kita tahu masalahnya, tentu semakin cepat menemukan solusi nya bukan? Dan apakah kita tahu kedepannya ada masalah lagi? Idealnya sih kita habiskan semua masalah-masalah dulu dan mencari solusi nya. Tak jarang masalah muncul ketika uji alat, lomba, atau pun sewaktu deadline. Dan apa yang bisa kita lakukan sewaktu itu? Pasrah? Menyesal? Let it go ? Tak jarang penyesalan yang saya dapat.
KonsistensiKonsistensi lah penyakitnya. In My Honest Opinion:: Dari semua yang telah saya alami dan rasakan, ternyata konsistensi lah yang menjadi momok sebuah Tim. Semangat kerja tim biasanya seperti kurva U. Dimana semangatnya menggebu-gebu diawal, kemudian turun ditengah-tengah, dan naik lagi kalo udah mepet deadline. Bener ga sih? Seharusnya sih, idealnya, semangatnya konsisten dari awal hingga akhir. Bukan malah kayak kurva U. Atau bahkan kurva sinus? Hehe.
Namun, tidaklah mudah membentuk konsistensi itu sendiri. Butuh tekad yang kuat, semangat kerja tinggi, etos kerja besar, dan komitmen yang bukan main-main. Lantas, apakah saya sendiri sudah konsisten? Entahlah, hanya Tuhan yang tau #pret.
Semoga kedepannya kita diberikan kemudahan dalam setiap pekerjaan kita, diberikan kekuatan dan keteguhan hati dalam setiap pengerjaan. Dan konsisten dalam setiap pekerjaan kita (senyum).
Tulisan ini bersifat opini, tidak bermaksud menyinggung kelompok atau pun individu karena saya sendiri masih belajar untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
Semoga bisa menginspirasi orang lain (senyum lagi)
Selamat beraktivitas kembali, dan semangat produktif !
Komentar
Posting Komentar