Sebagai pengantar, perkembangan Teknologi yang ada di Dunia sekarang ini sangatlah maju dan modern. Setiap negara saling berusaha untuk menjadi yang terdepan dalam Teknologi. Pembuatan Teknologi pun berkembang setiap hari nya, terutama perihal ukuran. Bahkan, sekarang ini sudah sampai pada ukuran nano (10^-9 m). Jadi tak heran bahwa piranti-piranti Teknologi saat ini berdimensi sangatlah kecil.
Mikrokontroller dan Mikroprosesor adalah salah satu contoh Teknologi yang terus berkembang setiap saatnya. Pada tulisan ini saya mencoba untuk me-review sedikit perbedaan antara Mikrokontroller dan Mikroprosesor berdasarkan ilmu dan pengalaman yang saya miliki. Bismillah, mari kita mulai....
Mari kita awali dengan gambar blok diagram dari Mikrokontroller dan Mikroprosesor.
Gambar Blok Diagram Mikroprosesor |
Gambar Blok Diagram Mikrokontroller |
Dari blok diagram diatas, sudah bisa dilihat bahwa Mikrokontroller lebih menguntungkan karena sudah ada Memory Unit, IO Unit, serta Timer Counter. Jadi selesai sudah artikel blog ini karena judulnya "Mana yang lebih baik?". Hehehe,
Untuk penjabaran lebih panjang mengenai Mikrokontroller dan Mikroprosesor bisa dicari di referensi lain. Fokus pada tulisan ini hanyalah perbandingan dari kedua hal tersebut. Hehehehe,
Mungkin bagi para praktisi embedded system sudah tidak asing lagi dengan vendor MicroChip, Atmel, Arduino, STMicroelectronics, Nuvoton, dan vendor elektronika lainnya. Setiap vendor yang mengeluarkan produk mikrokontroller selalu bersaing untuk selalu mengeluarkan board modul yang memiliki jumlah I/O dan varian memory yg beragam. Itu baru ranah mikrokontroller saja. Sedangkan untuk vendor yang mengeluarkan produk mikroprosesor yang lebih mengutakan kecepatan processor juga selalu membuat produk dengan kecepatan processor dan fitur-fitur yang beragam. Board ini biasa disebut miniPC atau SBC(Single Board Computer).
Sebenarnya apa sih perbedaannya antara SBC dan Mikrokontroller? Jawaban singkatnya adalah pada penggunaannya. SBC lebih mengutamakan kecepatan prosesor sehingga tidak jarang kita melihat spesifikasi clock nya yang dapat mendapai satuan GHz. Sedangkan Mikrokontroller lebih mengutamakan akses IO. Clock untuk Mikrokontroller biasanya hanya mencapai satuan MHz.
Karena kecepatan prosesor nya yang sangat tinggi, penggunaan SBC biasanya lebih ke arah sesuatu yang membutuhkan tingkat komputasi tinggi seperti Digital Image Processing, Computer Vision, dll. Karena kecepatan prosesor yang tinggi menyebabkan tegangan kerja chipset nya menjadi kecil, biasanaya sebesar 1.8v atau 3.3v. SBC biasanya juga dilengkapi dengan koneksi Ethernet dan USB untuk komunikasi dengan board lain. Cara menjalankan SBC pun harus dengan Operating System yang di boot kedalam SBC. Dan proses compile dan eksekusi berada didalam OS tersebut. Singkatnya, bayangkanlah cara kerja komputer pada layaknya.
Sedangkan untuk Mikrokontroller, fokus bidang nya ada pada pengendalian Input dan Output. Tegangan kerja dari Mikrokontroller pun biasanya 5 volt. Adapun yang 3.3v dan 1.8v pun biasanya punya kecepatan proses lebih cepat. Namun, Mikrokontroller sangatlah nyaman digunakan untuk akses-akses sensor dan menggerakkan aktuator karena biasanya sensor dan aktuator bersahabat dengan level tegangan 5volt. Apalagi ketika kita ingin mengendalikan banyak IO, Mikrokontroller lah yang dapat menangani hal tersebut. Berbeda dengan SBC yang sangat terbatas sekali untuk menggunakan IO karena (biasanya) bermasalah dengan tegangan kerja yang rendah dan perlu level converter.
So, udah tau kan mana yang lebih baik? Semuanya tergantung penggunaan dan kebutuhan. Menariknya dari Embedded System adalah, kita bisa memilih sesuka kita device apa yang ingin kita pakai untuk project atau alat kita. Seru!
-Feel free to share and Comment-
Komentar
Posting Komentar